Corolla Cross akhirnya dirilis Toyota Astra Motor. Mobil ber-platform TNGA (Toyota New Global Architecture) GA-C, tak lain versi SUV dari Corolla Altis. Pabrikan sengaja merancang jenis SUV lantaran pasarnya terus diminati, bahkan secara global. Seperti Altis, Corolla Cross ditawarkan dalam dua varian: hybrid dibanderol Rp 497,8 juta dan mesin konvensional seharga Rp 457,8 juta (OTR Jakarta). Harganya jauh lebih murah dari C-HR.
Walau begitu, bicara dimensi Corolla Cross lebih bongsor. Panjangnya 4.460 mm, lebar 1.825 mm dan tinggi 1.620 mm. Namun, jarak sumbu roda serupa: 2.640 mm. Berpengaruh pada kelapangan kabin. Menariknya, ground clearance cuma 161 mm. Untuk ukuran SUV kurang jangkung untuk melintasi kontur jalan berat. Padahal model crossover dari merek lain ada yang menjulang hingga 225 mm. Namun, Toyota berkilah mobil ini lebih ditujukan untuk penggunaan urban. Setidaknya tak serendah kolong sedan.
Tampang galak dengan grille trapezoid mendominasi. Pola sarang lebah berdetail tebal diperkuat bingkai kromium. Bercampur apik bersama bumper gelap tak kalah masif, dan beraksen lekukan tajam di ujungnya. Tempat yang seharusnya menjadi rumah foglamp. Lampu kabut itu pun dipindahkan ke tengah, terkesan lebih sporty. Wajah disempurnakan pencahayaan berdesain tajam model proyektor, dan beralis daytime running light panjang. Seluruh perangkat penerangan sudah berteknologi LED. Sehingga bentuknya dapat dikreasikan lebih fleksibel.
Geser ke samping, garis SUV kentara dengan permukaan membulat. Fender dan side skirt diwarnai hitam, menegaskan nuansa tangguh. Melingkupi pelek 18 inci bermotif segitiga 10 spoke terbungkus ban 225/50. Agresif. Di baliknya terselip rem cakram berventilasi 16 inci untuk depan, dan model solid di buritan. Pengendalian dan kenyamanan ditopang kombinasi suspensi MacPherson Strut dan Torsion Beam yang diperbarui. Masih sisi mobil, spion terintegrasi sein dapat dilipat secara otomatis.
Fungsi elektrik juga terbenam pada moonroof di atap. Aura elegan dan premium terpancar kuat, ditambah kesan sporty berkat roof rail dan spoiler. Buritan punya tatanan kompak. Bak muka, bumper tampil dominan dengan warna gelap. Penggunaan LED juga menjamah lampu kombinasi sipit. Bodi dibalur dalam tujuh opsi kelir: Attitude Black Metallic, Platinum White Pearl, Metal Stream Metallic, Red Mica Metallic, Graphite Metallic, Celestite Gray Metallic dan Nebula Blue Metallic.
Interior dihiasi gaya futuristik dan elegan. Tampak pada susunan dasbor dan jok berlapis kulit, serta imbuhan garnish perak Mirip-mirip desain lini Toyota lainnya, terutama C-HR. Berada di tengah, head unit layar sentuh 9 inci menonjol ke atas. Tak hanya dapat memutar multimedia, tapi juga bisa dihubungkan ke smartphone lewat Bluetooth dan Miracast. Pengemudi bisa tetap memerhatikan jalan sambal mengoperasikan perangkat menggunakan voice command. Menariknya, ditanamkan fungsi NFC yang mengizinkan pengguna memeriksa kartu uang elektronik. Tak perlu sambungan internet, saldo dapat terlihat langsung Ketika menempelkan kartu di head unit.
Di bawah terpasang pengontrol suhu kabin model tombol dan kenop putar ber-display digital. Dua zone sudah dianut, memberikan fleksibilitas pengaturan. Pengemudi juga dapat mudah mengatur posisi mengemudi. Kemudi bisa diposisikan ke empat arah, karena adanya tilt dan teleskopik. Ruang bagasi mumpuni dapat ditemukan pada Corolla Cross. Volume 487 liter tersaji. Masih bisa dimaksimalkan lagi dengan melipat jok baris kedua. Muat menampung banyak sepeda lipat.
Fitur keselamatan dan keamanan bisa dibilang standar. Sayang, Toyota tak menyematkan teknologi Safety Sense lengkap layaknya versi di Thailand. Seperti Pre-Collision System, Lane Departure Alert dengan Steering Assist, Automatic High Beam, Panoramic View Monitor, Blind Spot Monitor dan Rear Cross Traffic Alert. Padahal keberadaannya dapat meningkatkan keselamatan. Bisa jadi keputusan ini untuk menekan harga jual, agar dapat dipatok di bawah C-HR yang sudah menyentuh Rp 500 jutaan.
Adapun peranti tersemat seperti alarm dan immobilizer untuk mencegah tindak pencurian. Saat berkendara, pengendalian dan pengereman dimaksimalkan Anti-lock Braking System (ABS), Electronic Brake Distribution (EBD) dan Brake Assist (BA). Risiko ban selip bisa diminimalir. Tak ketinggalan Vehicle Stability Control (VSC) sebagai pengantisipasi gejala understeer dan oversteer. Lalu Hill Start Assist (HSA) dan Emergency Brake Signal (EBS). Proses parkir dibuat mudah oleh kamera parkir dan sonar depan-belakang. Komponen perlindungan selain seat belt dengan pretensioner dan force limited, diperkuat tujuh kantung udara (depan, sisi, lutut dan tirai).
Jabaran di atas merupakan kelengkapan yang dimiliki kedua varian. Banderol berbeda bukan sekadar disebabkan jantung mekanis, tapi juga fitur tertanam. Begini detailnya.
KLIK DISINI UNTUK LIAT LINK KAMI YANG LAINNYA .
Corolla Cross 1.8
Dapur pacu peminum bensin berkubikasi 1,8 liter naturally aspirated. Berkode 2ZR-FBE, sama seperti Corolla Altis dan C-HR; konfigurasinya DOHC empat silinder berdiameter langkah 80,5 x 88,3 mm. Kompresi disetel 10:1. Output tercipta mencapai 140 PS yang keluar di 6.000 rpm dan momen puntir 177 Nm pada 4.000 rpm. Untuk menyuplai ruang pembakaran, tangki bahan bakar 47 liter dapat membawa pemilik Corolla Cross menjelajah jauh. Penyaluran tenaga ke roda mengandalkan CVT (Continuously Variable Transmission) 7-speed plus Sequential Shift dan Shift Lock.
Corolla Cross Hybrid
Sesuai namanya, dibalik bodi tersimpan dua unit penggerak. Versi konvensional berkode 2ZR-FXE. Unit yang juga diusung C-HR Hybrid, Prius, Corolla Hatchback Hybrid dan Voxy Hybrid. Konfigurasinya sama seperti Corolla Cross 1.8. Namun, kompresi dibuat lebih tinggi 13:1. Alhasil tenaga terbentuk menyentuh 98 PS di putaran 5.200 rpm dan torsi 142 Nm yang keluar di 3.600 rpm. Satunya lagi berupa motor elektrik permanent magnet synchronous bervoltase 600 V. Menghasilkan daya 52 kW atau setara 72 PS.
Seperti biasa, teknologi hibrida menawarkan semburan daya lebih besar, 163 Nm. Suplai memakai baterai Ni-MH (Nickel-Metal Hydride), terdiri dari 28 modul dengan total sel baterai 168 unit. Jika dikombinasikan, total tenaga 122 PS. Energi dirilis ke roda melewati pemindah gigi E-CVT. Untuk tangki bahan bakar minyak tentu lebih kecil, karena tempatnya termakan adanya tambahan perangkat elektrik. Tapi masih cukup besar, yakni 36 liter.
Khusus hybrid tersedia drive mode, guna memaksimalkan pengalaman berkendara sesuai kebutuhan. EV Mode mengaktifkan motor elektrik secara independen. Perjalanan menjadi lebih senyap dan ramah lingkungan. Sport Mode menawarkan pengalaman lebih responsif lantaran kedua jantung bekerja berbarengan. Eco Mode merupakan opsi penghematan.
Perbedaan lain dari versi konvensional dimulai dari rupa. Aksen biru menandakan hybrid tersebar sebagai identitas. Logo Toyota di depan dan belakang, serta kedua perangkat penerangan utama. Masih ketambahan emblem. Lalu pintu bagasi, menganut hidrolik elektrik. Cukup dengan tekanan jari pada tombol, langsung terbuka dan tertutup sendiri. Makin menarik karena ditambah sensor kaki. Praktis, terutama saat kedua tangan sibuk membawa barang. Tinggal goyangkan kaki di bawah bumper. Terakhir jok pengemudi yang bisa diatur ke enam arah secara elektrik dan kombinasi panel instrument analog Bersama Multi Information Display.
KLIK DISINI UNTUK LIAT LINK KAMI YANG LAINNYA .